PENGANTAR KOMPUTASI MODERN : VIRTUALISASI

4:46 AM 0 Comments


·  Virtualisasi
APA ITU VIRTUALISASI
Virtualisasi berasal dari kata dasar virtual yang berarti maya. Virtualisasi sendiri dalam dunia komputer merupakan sebuah proses pengimplementasian perangkat lunak dalam sebuah fungsi perangkat keras komputer tak nyata yang mana kinerjanya menyerupai perangkat keras sebenarnya atau bahkan lebih. 
 Sebagai contoh : Sistem Operasi, Perangkat penyimpanan serta Jaringan
          Selain itu virtualisasi dapat diimplementasikan dalam berbagai bentuk, antara lain (Harry Sufehmi, Pengenalan Virtualisasi, 2009-06-07) :
  1. Network Virtualization : VLAN, Virtual IP (untclustering), Multilink
  2. Memory Virtualization : pooling memory dari node-node di cluster
  3. Grid Computing : banyak komputer = satu
  4. Application Virtualization : Dosemu, Wine
  5. Storage Virtualization : RAID, LVM
  6. Platform Virtualization : virtual computer
         Karena dalam hal ini virtualisasi mengacu pada proses penciptaan kerja mesin secara virtual layaknya perangkat sebenarnya, maka terdapat beberapa jenis virtualisasi, diantaranya :
  1. Para-virtualisasi        : Menjalankan sebuah perangkat lunak dalam sebuah host dengan menyesuaikan domain sendiri seolah berada dalam sistem yang berbeda.
  2. Virtualisasi sebagian : Membuat sebuah lingkungan virtual  hanya untuk menjalankan program atau perangkat lunak tertentu , kondisi yang dialami adalah lingkungan dimana tidak semua aspek disimulasikan.
  3. Virtualisasi penuh     : Mirip dengan para-virtualisasi dimana hampir menyerupai perangkat asli dan mampu menjalankan perangkat lunak secara keseluruhan. Yang membedakan adalah tidak ditempatkan pada domain sendiri.


KEUNTUNGAN PENGGUNAAN VIRTUALISASI
  1. Pengurangan Biaya Investasi Hardware. Investasi hardware dapat ditekan lebih rendah karena virtualisasi hanya mendayagunakan kapasitas yang sudah ada. Tak perlu ada penambahan perangkat komputer, server dan pheriperal secara fisik. Kalaupun ada penambahan kapasitas harddisk dan memori, itu lebih ditujukan untuk mendukung stabilitas kerja komputer induk, yang jika dihitung secara finansial, masih jauh lebih hemat dibandingkan investasi hardware baru.
  2. Kemudahan Backup & Recovery. Server-server yang dijalankan didalam sebuah mesin virtual dapat disimpan dalam 1 buah image yang berisi seluruh konfigurasi sistem. Jika satu saat server tersebut crash, kita tidak perlu melakukan instalasi dan konfigurasi ulang. Cukup mengambil salinan image yang sudah disimpan, merestore data hasil backup terakhir dan server berjalan seperti sedia kala. Hemat waktu, tenaga dan sumber daya.
  3. Kemudahan Deployment. Server virtual dapat dikloning sebanyak mungkin dan dapat dijalankan pada mesin lain dengan mengubah sedikit konfigurasi. Mengurangi beban kerja para staff IT dan mempercepat proses implementasi suatu sistem
  4. Mengurangi Panas. Berkurangnya jumlah perangkat otomatis mengurangi panasnya ruang server/data center. Ini akan berimbas pada pengurangan biaya pendinginan/AC dan pada akhirnya mengurangi biaya penggunaan listrik
  5. Mengurangi Biaya Space. Semakin sedikit jumlah server berarti semakin sedikit pula ruang untuk menyimpan perangkat. Jika server ditempatkan pada suatu co-location server/data center, ini akan berimbas pada pengurangan biaya sewa
  6. Kemudahan Maintenance & Pengelolaan. Jumlah server yang lebih sedikit otomatis akan mengurangi waktu dan biaya untuk mengelola. Jumlah server yang lebih sedikit juga berarti lebih sedikit jumlah server yang harus ditangani
  7. Standarisasi Hardware. Virtualisasi melakukan emulasi dan enkapsulasi hardware sehingga proses pengenalan dan pemindahan suatu spesifikasi hardware tertentu tidak menjadi masalah. Sistem tidak perlu melakukan deteksi ulang hardware sebagaimana instalasi pada sistem/komputer fisik
  8. Kemudahan Replacement. Proses penggantian dan upgrade spesifikasi server lebih mudah dilakukan. Jika server induk sudah overload dan spesifikasinya tidak mencukupi lagi, kita bisa dengan mudah melakukan upgrade spesifikasi atau memindahkan virtual machine ke server lain yang lebih powerful
KERUGIAN PENGGUNAAN VIRTUALISASI
  1. Satu Pusat Masalah. Virtualisasi bisa dianalogikan dengan menempatkan semua telur didalam 1 keranjang. Ini artinya jika server induk bermasalah, semua sistem virtual machine didalamnya tidak bisa digunakan. Hal ini bisa diantisipasi dengan menyediakan fasilitas backup secara otomatis dan periodik atau dengan menerapkan prinsip fail over/clustering
  2. Spesifikasi Hardware. Virtualisasi membutuhkan spesifikasi server yang lebih tinggi untuk menjalankan server induk dan mesin virtual didalamnya
  3. Satu Pusat Serangan. Penempatan semua server dalam satu komputer akan menjadikannya sebagai target serangan. Jika hacker mampu menerobos masuk kedalam sistem induk, ada kemungkinan ia mampu menyusup kedalam server- server virtual dengan cara menggunakan informasi yang ada pada server induk
Hubungan Virtualisasi dengan Cloud Computing
          Virtualisasi merupakan kunci, komponen utama dalam cloud computing. Karena semua sistem operasi dan aplikasi berada didalam mesin virtual tersebut. Virtualisasi inilah yang akan mengakomodir secara keseluruhan dari konsep arsitektur cloud computing, karena virtualisasi memiliki kemampuan untuk membuat sebuah komputer atau grup komputer secara virtual dan membuat jaringan dari perangkat komputer virtual tersebut saling terintegrasi satu dengan lainnya. 
          Secara mudah virtualisasi dan cloud computing dapat dianalogikan sebagai sebuah gedung world trade center yang mana digunakan orang banyak dan berbeda beda  atau sebuah bandara internasional yang didatangi pesawat dari berbagai negara yang didalamnya terdapat ruangan-ruangan yang terisolasi dan terpisah satu sama lain ,di masing-masing ruangan tersebut berisi proses yang berbeda-beda pula. Begitu pula layanan penyimpanan , misal dalam gedung tersebut terdapat sebuah ruangan a yang digunakan sebagai gudang a, suatu waktu ingin penyimpanan tambahan tidak perlu membangun gedung baru , tapi menggunakan ruangan b sebagai gudang penyimpanan b. 
          Selain itu, virtualisasi hanya merupakan sebuah kondisi maya yang terdapat dalam perangkat lokal. Namun dengan Cloud Computing yang merupakan konsep bagian dari jaringan komputer dalam internet itu sendiri, maka tidak hanya storage atau penyimpanan saja yang dapat diberikan sebagai layanan, tapi juga dapat berupa aplikasi, pengolahan data , pengembangan secara langsung dengan pengguna berbeda, bahkan juga dapat digunakan sebagai sistem operasi tertentu tanpa harus menginstal dalam perangkat yang kita gunakan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhblULxLPqzw7trlRv5DoKaAWeQKzy_2nCLchrL3vHxwjT9gDJlCc4nIn-hwyE-5A8SE6GnBsgr-nUVtwDmjeVA2V38d9C7GrMetiJeSQqGuc8FVt6jMUAsoHUwDKpdRznrkytK_uCrEZu5/s320/arch-latex_logo.png
Perbedaan Virtualisasi dan Teknologi Cloud
Virtualisasi sering dikaitkan dengan cloud, namun keduanya tidaklah sama. Keduanya memang dapat mengurangi biaya infrastruktur dengan melakukan optimasi penggunaan sebagian besar sumber daya komputasi.

Komputasi cloud memungkinkan seluruh layanan atau aplikasi berjalan di jaringan komputer terdistribusi. Cloud memiliki dua layanan, publik dan pribadi. Cloud publik dapat berupa layanan berlangganan seperti email berbasis web atau Office 365 pada Windows dan layanan komunikasi seperti Skype dan Lync. Sedangkan cloud prbadi menawarkan layanan yang dapat disesuaikan dengan server perusahaan atau server penyedia layanan TI.


 








KEBUTUHAN SISTEM UNTUK VIRTUALISASI

Pada dasarnya, kebutuhan spesifikasi server tergantung pada virtual server yang akan digunakan. Semakin tinggi spesifikasi yang akan dijalankan, semakin tinggi pula spesifikasi server yang akan digunakan sebagai server induk. Meski demikian, asumsi ini tidak 100% benar karena ada beberapa teknologi virtualisasi seperti OpenVZ yang mampu melakukan load balancing sehingga jika mesin virtual ada 5 yang masing-masing membutuhkan memory 1 GB tidak berarti bahwa server harus memiliki spesifikasi diatas 5 X 1GB.
Berikut adalah spesifikasi minimal server induk yang akan digunakan untuk menjadikan sebuah distro Linux sebagai virtual server :
  1. Processor Pentium 4. Jika akan menggunakan arsitektur 64 bit, server harus memiliki kemampuan 64 bit juga. 
  2. jika akan menggunakan model full virtualization pada Xen Hypervisor, prosessor memiliki model Intel VT (Virtualization Technology) atau AMD-V. 
  3. Memory minimal 1 GB. 
  4. Kapasitas Harddisk minimal 20 GB. 
  5. Memiliki network card untuk keperluan networking

Lebih baik tidak dikenal sama sekali daripada terkenal karena kebusukan dan keburukan

0 komentar: